Tiga Destinasi Unggulan untuk Bisnis Bunga di Indonesia: Wangi, Eksotis, dan Berpotensi Besar

Kalangan Jambi- Tiga propinsi di Indonesia—yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten—dapat dikatakan sebagai wilayah tersaktif dalam hal budidaya tanaman hias. Semua tiga tempat ini ternama karena menjadi sentra penghasilan tanaman hias yang tidak saja menarik dari segi estetika namun juga memiliki dampak ekonomi signifikan berkat hasil panennya yang melimpah.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Barat memimpin dalam produksi bunga Krisan (213,58 juta batang) serta Anggrek Pot (1,5 juta pot). Di sisi lain, Jawa Timur menonjol pada sektor Mawar (123,95 juta batang) dan Tanaman Sedap Malam (76,85 juta batang). Sementara itu, Banten juga berkontribusi signifikan dengan menghasilkan 1,2 juta pot Anggrek Potong, sehingga menjadi penyuplai terbesar di bagian barat Indonesia.

Lingkungan geografis yang menguntungkan, dengan cuaca sejuk serta tanah subur, menjadikan Jawa Barat dan Jawa Timur ideal untuk menjadi pusat industri bunga. Krisan yang bertunas lebat di daerah pegunungan Jawa Barat melambangkan kedamaian dan abadi dalam beberapa tradisi budaya. Di sisi lain, mawar —simbol kasih sayang— yang cepat tumbuh di Jawa Timur menunjukkan mutu kelopak superior karena kondisi lingkungan yang tepat.

Tidak kalah mengundang minat, Sedap Malam asal Jawa Timur sering kali dihubung-hubungkan dengan legenda mistis serta perannya dalam aneka ragam ritual budaya. Kekuatan aromanya membuat bunga ini menjadi pilihan utama untuk berbagai upacera. Sebaliknya, provinsi Banten terkenal karena memproduksi anggrek potong yang memesona dan umumnya dipergunakan pada acara-acara mewah, seperti perkawinan sampai event resmi negara.

Di wilayah Tangerang Selatan, Banten, para petani anggrek sedang mengalami kesulitan baru. Mendekati hari Natal, permintaan untuk bunga-bungaan ini naik, tapi produksi mereka malah turun secara signifikan karena kondisi cuaca yang tidak stabil telah berlangsung selama setengah tahun terakhir. Umumnya, petani dapat memetik antara 80 hingga 100 ikat seminggu, akan tetapi saat ini mereka hanya mampu melakukan pemanenan sekali sebulan atau sesuai dengan pesanan spesifik saja. Hal tersebut juga menyebabkan harga meroket dari level awal Rp 50.000-Rp 60.000 tiap ikat menjadi mencapai Rp 150.000 sampai Rp 200.000.

Walau begitu, masa depan ekspor bunga di Indonesia masih sangat menguntungkan. Kecantikan serta mutu bunga dalam negeri, terlebih lagi Krisan dan Mawar, sudah mendapat sambutan positif di pasaran global. Tiga daerah tersebut tak cuma dikenal sebagai tempat produksi wangi dan estetika saja, tapi juga menjadi lokasi mitos-mitos serta celah untuk pertumbuhan perekonomian lewat industri taman hias.

Comments

Popular posts from this blog

Rumah dan Makam Datuk Laksmana Raja di Laut

5 Tempat Wisata Di Tanjung Pinang Yang Menarik Untuk DiKunjungi

6 Tips Persiapan Berwisata Saat Liburan