Jejak Warisan di Jogja: Petualangan Seru Belajar Sejarah dan Filosofi Kota Gudeg

– Jalur Warisan Jogja adalah salah satu proyek Kundha Kabudayaan DIY yang dibiayai melalui Dana Keistimewaan DIY dengan tujuan mengenalkan kekayaan budaya yang terdapat di Yogyakarta.

Dengan rute Jogja Heritage Track ini, para pengunjung diajak untuk mengeksplorasi kecantikan dan sejarah Yogyakarta dengan cara yang tidak dipungut biaya serta mendidik. Menarik sekali, kan?

Menurut informasi dari situs web Jogja Heritage Track, ada enam jalur pilihan yang bisa diambil oleh para pengunjung ketika mereka membuat reservasi. Enam rute itu adalah:

  1. Sangkan Paraning Dumadi

Rute ini menggambarkan perjalanannya melalui tahap-tahapan kehidupan manusia sesuai dengan filosofi Sangkan Paraning Dumadi. Sangkan merujuk pada tempat seseorang berasal, Paraning menunjukkan akhir atau arah dari perjalanan tersebut, dan Dumadi sendiri mewakili proses terbentuknya (atau kelahiran) suatu hidup.

Jalur ini akan mengantar para turis untuk melintasi Tugu Jogja, Jalan Margo Utomo, serta Jalan Malioboronya kemudian mereka akan sampai hingga ke titik akhir di Museum Sonobudoyo. Selanjutnya, rombongan tersebut akan menempuh rute balik yang melewatinya Benteng Baluwarti Keraton yakni Jokteng Lor, Jokteng Kulon, Krapyak lalu dilanjutkan dengan lewati Plengkung Nirbaya.

  1. Paraning Dumadi

Inilah makna yang terkandung dalam rute tersebut sebagai petunjuk perjalanan menuju tujuan hidup seseorang. Rute Paraning Dumadi membawa para pesertanya melalui serangkaian tempat yaitu Monumen Yogya – Jalan Margo Utomo – Jalan Malioboro – titik akhir di Museum Sonobudoyo, lalu mereka akan melintasi Pathuk sebelum kembali ke Titik Pertemuan awalnya.

  1. Sangkaning Dumadi

Rute ini mengandung arti tentang awal mula kehidupan. Dimulai dari titik pertemuan, berlanjut ke Jokteng Lor, lalu ke Jokteng Kulon, dengan pemberhentian di Panggung Krapyak, dilanjuti oleh Plengkung Nirbaya, kembali melintasi Jokteng Kulon, melewati Wirobrajan, hingga akhirnya kembali ke titik awal.

  1. Colonial Heritage

Di jalur ini akan dibahas tentang warisan budaya materiil yang ada di Yogyakarta dengan fokus pada sejarah struktur kolonialnya. Perjalanan dimulai dari titik pertemuan menuju Pasar Kranggan, Tugu Jogja, Stasiun Tugu, Jalan Malioboro, kemudian berhenti di Teras Malioboro 1. Dari sana, rombongan akan lanjut ke Gereja Katolik FC Kidul Loji, Sayidan, Bintaran, Gereja Katolik Santo Yusup, Museum Sasmitaloka, Stasiun Lempuyangan, Kotabaru, hingga kembali lagi ke titik awal perjalanan.

  1. The Legacy

Rute ini akan menyingkap beberapa bagian dari warisan kerajaan Islam Mataram yang masih dapat dikunjungi hingga hari ini. Perjalanan ini akan memulai petualangannya dengan melihat peninggalan budaya di Istana Surakarta, Istana Yogyakarta, Kadipaten Mangkunegaran, serta Kadipaten Pakualaman. Wisatawan nantinya akan diajak untuk berkeliling mulai dari titik pertemuan menuju Jokteng Lor, kemudian ke Jokteng Kulon, dilanjutkan ke Plengkung Nirbaya, lalu ke Jokteng Wetan, dan terus ke Jokteng Lor Wetan (Tanjung Anom). Titik pemberhentian selanjutnya adalah Museum Sonobudoyo dan perjalanannya akan usai kembali di tempat awal bertemu.

  1. Jogja Culinary

Rute ini bakal memaparkan sejumlah cerita tentang makanan-makanan unik di Daerah Istimewa Yogyakarta. Mulai dari hidangan istimewa dalam keraton, masakan tradisional setempat, hingga campuran budaya lainnya. Perjalanan dimulai dari titik pertemuan yaitu SMKN 2 Yogyakarta, kemudian menuju Tugu Jogja, pasar kranggan, lalu mencicipi lopis Mbah Satinem, minum kopi jos, melintas jalan Malioboro, sampai pada pemberhentian pertama di Malioboro 1. Setelah itu dilanjutkan ke area Wijilan, lanjutan lagi lewat jalur Jalan Mataram, singgah di Masjid Syuhada, melewati tanda-tara besar tersebut, baru balik lagi ke tempat awal.

Pengunjung yang berminat mengikuti Jogja Heritage Track dapat membuat pemesanan melalui situs web resmi dari Jogja Heritage Track. Di platform tersebut, Anda bisa menentukan jalur serta waktu yang sesuai dengan keinginan Anda.

Menurut kutipan dari Radar Malioboro, peserta yang ingin ikut dalam acara tersebut wajib menggunakan pakaian batik. Oleh karena itu, jangan lupa bawa batik favoritmu sebelum membuat reservasi. Karena jumlah tempatnya terbatas, pastikan kamu cepat mendaftar jika berminat. Apakah ada yang mau mencoba Jogja Heritage Track?

***

Comments

Popular posts from this blog

Rumah dan Makam Datuk Laksmana Raja di Laut

5 Tempat Wisata Di Tanjung Pinang Yang Menarik Untuk DiKunjungi

6 Tips Persiapan Berwisata Saat Liburan